contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Selamat Datang di Blog Kami, kritik dan sarannya kami tunggu ...........

ALBUM KEMAH PELANTIKAN PENEGAK

Jumat, 16 April 2010

KATA PENGANTAR


Atas ridho Allah SWT, maka program kerja Pramuka Penegak Gudep MA Miftathul Huda Purworejo Kecamatan Padangan dapat disusun dengan mempertimbangkan saran dan masukan dari berbagai pihak terutama dari Kepala Majlis Pembimbing Gugus Depan MA MIftahul Huda

Program kerja ini disusun dengan tujuan untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan Pendidikan Pramuka di Gudep MA Miftahul Huda agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan berhasil sesuai dengan harapan.

Karena keterbatasan yang ada pada kami, maka program kerja ini disusun sangat sedehana dan masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu maka kami sangat mengharapkan saran serta masukannya demi sempurnanya kegiatan yang kami laksanakan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan kepada kita agar kegiatan yang kita laksanakan dapat berjalan dengan lancar dan baik.



Purworejo, 14 Agustus 2009
Pembina MA Miftahul Huda
Purworejo – Padangan



SUGIYONO, S. Pd







DAFTAR ISI


Halaman Sampul i
Pengantar ii
Daftar Isi iii
Visi dan Misi iv
BAB I
Pendahuluan 1
Pengertian 1
Tujuan 1
BAB II
Sifat, Usaha, dan Upaya 2
BAB III
Program Kerja 3
BAB IV
Kode Kehormatan 3
BAB V
Motto Gerakan Pramuka 3
BAB VI
Bimbingan 3
BAB VII
Penutup 4

Lampiran :
1. TKU ( Tanda Kecakapan Umum )
2. SKK ( Syarat Kecakapan Khusus )








VISI DAN MISI
VISI : "Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal terhadap masalah-masalah kaum muda".



MISI 1. Mempramukakan kaum muda. Yang dimaksud dengan mempramukakan tidak berarti bahwa seluruh kaum muda itu dimasukkan sebagai anggota Gerakan Pramuka tetapi lebih pada tataran jiwa dan prilaku kaum muda yang sesuai dengan pramuka sebagai bagian dari masyarakat indonesia.
2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka, berlandaskan iman dan taqwa (Imtaq) serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Bahwa semua sendi program pendidikan yang dilaksanakan Gerakan Pramuka harus dilandaskan pada Iman dan taqwa dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apapun yang dilakukan perlu mengikuti perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pada eranya.
3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela negara. Gerakan pramuka memiliki salah satu tugas yakni menyiapkan kader bangsa sehingga diperlukan adanya pendidikan yang khusus. Untuk itu, karena disadari bahwa perlunya pendidikan bela negara sebagai bagian dari kebutuhan bangsa dan negara.
4. Menggerakkan anggota dan organisasi Gerakan Pramuka agar peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan. Hal ini dilakukan untuk memantapkan jati diri Gerakan Pramuka melalui kode kehormatannya dan sekaligus sebagai pencerminan anggota Pramuka yang tanggap terhadap permasalahan pada lingkungan sekitarnya.










BAB I
PENDAHULUAN


A. Pengertian
Gerakan Pramuka adalah salah satu wadah pembinaan generasi muda adalah salah satunya badan yang di tugaskan untuk menyelenggarakan pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga dengan menerapkan prinsip dasar Kepramukaan dan metode Kepramukaan yang pelaksanaan di sesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bagi peserta dididk yang ada di Gugus Depan MA Miftahul Huda Purworejo.
Untuk itu perlu disusun petunjuk penyelenggaraan pokok – pokok organisasi Gerakan Pramuka di Gudep MA Miftahul Huda Purworejo yang meliputi :
1. tugas pokok, fungsi, dan struktur organisasi Gerakan Pramuka
2. Pembagian tugas dan tanggung jawab dalam organisasi Gerakan Pramuka
3. Mengadakan musyawarah minimal 1 bulan sekali

B. Tujuan
Gerakan Pramuka mendidik dan membina generasi muda guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi:
a. manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang:
1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, emosional, dan tinggi moral
2) tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya
3) kuat dan sehat jasmaninya
b. warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.

BAB II
SIFAT, UPAYA DAN USAHA

A. Sifat

(1) Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia.
(2) Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama.
(3) Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik, bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.
(4) Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dengan melaksanakan pendidikan bagi kaum muda, khususnya pendidikan non formal di luar sekolah dan di luar keluarga.
(5) Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.


B. Upaya dan Usaha

(1) Segala upaya dan usaha Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
a. Menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur dengan cara memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman melalui kegiatan:
1) Keagamaan, untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menurut agama masing-masing
2) Kerukunan hidup beragama antar umat seagama dan antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain
3) Penghayatan dan pengamalan Pancasila untuk memantapkan jiwa Pancasila dan mempertebal kesadaran sebagai warga negara yang bertanggungjawab terhadap kehidupan dan masa depan bangsa dan negara
4) Kepedulian terhadap sesama hidup dan alam seisinya
5) Pembinaan dan pengembangan minat terhadap kemajuan teknologi dengan keimanan dan ketakwaan
b. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada tanah air dan bangsa;
c. Memupuk dan mengembangkan persatuan dan kebangsaan;
d. Memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan persahabatan baik nasional maupun internasional;
e. Menumbuhkembangkan pada para anggota rasa percaya diri, sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif, rasa tanggung jawab dan disiplin;
f. Menumbuhkembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan;
g. Memupuk dan mengembangkan kepemimpinan;
h. Membina dan melatih jasmani, panca indera, daya pikir, penelitian, kemandirian dan sikap otonom, keterampilan, dan hasta karya.
(2) Upaya dan usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan watak, mental, emosional, jasmani dan bakat serta peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan melalui berbagai kegiatan kepramukaan.
a. Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak;
b. Menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam pertemuan dan perkemahan baik lokal, nasional maupun internasional untuk memupuk rasa persahabatan, persaudaraan dan perdamaian;
c. Menyelenggarakan kegiatan bakti masyarakat dan ekspedisi;
d. Mengadakan kemitraan, kerjasama dengan organisasi kepemudaan lain untuk memupuk dan mengembangkan semangat kepeloporan dan pengabdian kepada masyarakat, baik lokal, nasional maupun internasional;
e. Mengadakan kerjasama baik dengan instansi pemerintah maupun swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional;
f. Memasyarakatkan Gerakan Pramuka dan kepramukaan khususnya di kalangan kaum muda.
(3) Untuk menunjang upaya dan usaha serta mencapai tujuan Gerakan Pramuka, diadakan prasarana dan sarana yang memadai berupa organisasi, personalia, perlengkapan, dana, komunikasi, dan kerjasama.

BAB III
Program Kerja

Untuk mencapai keberhasilan peserta didik maka Gugus Depan MA Miftahul Huda Purworejo membuat Program kerja yang mana didalamnya terdiri dari Program kerja Mingguan, Program Kerja Bulanan, dan Program Kerja Tahunan


BAB IV
Kode Kehormatan Pramuka

(1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
(2) Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya dengan sukarela serta ditaati demi kehormatan dirinya.
(3) Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu:
a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma;
b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma;
c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan Dasadarma;
d. Kode Kehormatan Pramuka Dewasa terdiri atas Trisatya Anggota Dewasa dan Dasadarma.


BAB V
Motto Gerakan Pramuka

(1) Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan Kode Kehormatan.
(2) Motto Gerakan Pramuka adalah :
“Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan.”

BAB VI
Bimbingan
(1) Gugusdepan diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Gugusdepan yang terdiri atas orang tua peserta didik dan tokoh masyarakat di sekitar gugusdepan.

BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Keberhasilan program kerja ini memerlukan kerjasama yang baik dan disertai tanggung jawab yang tinggi dari Pembina Gugus Depan maupun Ka. Mabigus MA Miftahul Huda Purworejo
2. Peran serta orang tua / masyarakat juga merupakan factor yang ikut menentukan keberhasilan program ini.

B. Saran
1. Perlu perhatian dari Kwartir Nasional agar Gugus Depan ini benar-benar dapat menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur dengan cara memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
2. Pembinaan dari Kwartir terkait demi kelancaran dan keberhasilan program kerja ini.













Untuk mencapai tingkat Penegak Bantara, calon Penegak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Rajin dan aktif mengikuti latihan Ambalan Penegak.
2. Telah mempelajari dan menyetujui Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
3. Mengerti dan bersungguh-sungguh mengamalkan Dasa Darma dan Tri Satya dalam kehidupannya sehari-hari
4. Dapat memberi salam Pramuka dan tahu maksud dan penggunannya
5. Tahu tanda-tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka.
6. Tahu struktur organisasi dan Gerakan Pramuka dan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
7. Tahu arti lambang Gerakan Pramuka
8. Tahu arti Pancasila
9. Tahu sejarah dan arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan Indonesia, serta dapat mengibarkan dan menurunkannya dalam upacara.
10. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di muka orang banyak, dan tahu sikap yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara.
11. Tahu arti lambang Negara Republik Indonesia
12. Biasa berbahasa Indonesia di waktu mengikuti pertemuan-pertemuan Penegak
13. Tahu arti dan sejarah Sumpah Pemuda
14. Tahu perjuangan bangsa Indonesia dan rencana pembangunan Pemerintah.
15. Tahu susunan Pemerintah Republik Indonesia dari Pusat sampai ke Desa
16. Dapat berbaris.
17. Selalu berpakaian rapi, meme;ihara kesehatan badan, dan memelihara kebersihan lingkungannya.
18. Tahu pentingnya bahan-bahan makanan yang bernilai gizi, dan dapat memasak makanan di perkemahan untuk sedikitnya 5 orang.
19. Tahu tentang penyakit-penyakit rakyat yang terpenting, dan tentang cara-cara pencegahannya
20. Melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah satu cabang olahraga renang.
21. Tahu adat sopan santun pergaulan Indonesia.
22. Memiliki buku Tabanas.
23. Setia membayar uang iuran kepada Gugusdepannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri.
24. Menguasai suatu keterampilan di bidang pertanian, bidang industri, atau bidang lain yang dipilihnya sendiri, tetapi yang dapat diharap kelak akan berguna bagi kehidupannya.
25. Dapat membaca jam dan menggunakan kompas.
26. Sudah pernah berkemah sekurang-kurangnya 4 hari berturut-turut.
27. Pernah ikut serta kerjabakti gotongroyong yang ditugaskan oleh Pembinanya
28. a. Untuk Penegak yang beragama Islam :
- (1) Dapat mengucap Kalimat Syahadat dan tahu artinya.
- (2) Mengerti Rukun Iman dan Rukun Islam.
- (3) Melakukan sholat berjama’ah
- (4) Tahu riwayat Nabi Muhammad saw.

Baca Selengkapnya......

POLA PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK
AMBALAN HASYIM ASY’ARI
GUGUS DEPAN BOJONEGORO 16007 - 16008
JAWA TIMUR

Adanya perkembangan psikologi peserta didik (anggota muda), menyebabkan munculnya suatu pemikiran untuk mengembangkan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak yang berpangkalan di SLTA yang disesuaikan dengan perkembangan jiwa dan rohani peserta didik serta kondisi lingkungan di Gugus Depan. Berdasarkan SK. Kwarnas No.080 tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega bahwa Golongan Pramuka Penegak yang berusia antara 16 - 20 tahun dalam sistem pembinaannya lebih banyak diperankan kepada peserta didik (75%) sedangkan peran yang diberikan Pembina lebih sedikit (25%), sehingga pembinaan Pramuka Golongan Penegak lebih banyak mengutamakan pemberdayaan Peserta Didik (subjek).

Adapun Pola Pembinaan Pramuka Penegak yang diterapkan di Gugus Depan Bojonegoro Ambalan Hasyim Asy’ari pangkalan Madrasah Aliyah Miftahul Huda Purworejo adalah dengan mengutamakan penerapan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, seperti :

1. Sistem Satuan Terpisah antara Pramuka Putra dan Pramuka Putri

2. Sistem Berkelompok/beregu dengan adanya Sangga-sangga

3. Pentahapan jenjang kenaikan Tingkat yang meliputi :

a. MASA PERKENALAN selama (1 bln) sebagai TAMU PENEGAK

b. MASA ORIENTASI selama (6 bln) sebagai CALON PENEGAK

c. MASA LATIHAN selama (12 bln ) sebagai PENEGAK BANTARA

d. MASA PEMANTAPAN selama (12 bln) sebagai DEWAN AMBALAN

4. Pentahapan jenjang kenaikan tingkat disesuaikan dengan Sistem Pendidikan Nasional yang berlaku disekolah tingkat SMU/MA yang menggunakan sistem semester.

5. Pelaksanaan sistem pembinaan melalui pola pentahapan jenjang kenaikan tingkat dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi dilapangan, yaitu :

a. MASA PERKENALAN dilaksanakan dengan perkenalan antara Tamu Penegak dengan Pembina Gudep, Pembina Penegak, Pembantu Pembina Penegak, Dewan Ambalan, dan Anggota Ambalan serta Purna Anggota Ambalan. Selain itu juga Tamu Ambalan diperkenalkan dengan Adat Istiadat Ambalan yang berkaitan dengan Sejarah berdirinya Ambalan. Materi tersebut dapat dilakukan oleh Dewan Ambalan atau Pemangku Adat.

b. MASA ORIENTASI dilaksanakan dengan pemberian informasi (materi) mengenai Adat Istiadat Ambalan, Sejarah Kepramukaan, Organisasi Pramuka, Dewan Ambalan dan Materi yang disyaratkan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak Bantara serta materi pengujian SKU tingkat Penegak Bantara. Materi Adat Istiadat Ambalan dapat dilakukan oleh Pemangku Adat, dan Materi lainnya yang bersifat Tehnik Kepramukaan dapat diberikan oleh Dewan Ambalan sedangkan Materi Pengujian SKU harus dilakukan oleh Pembina Penegak atau Pembantu Pembina Penegak.

c. MASA LATIHAN dilaksanakan dengan pemberian materi kepenegakan yang berorientasikan pada pengembangan jiwa kepemimpinan (Leadership), Kemampuan berorganisasi, Manajemen Satuan, Manajemen Kegiatan, Penguasaan Teknologi, Ketrampilan Kewirausahaan serta pengamalan prinsip Pramuka Penegak yang tercermin pada pola TRI BINA ( Bina Diri, Bina Satuan, Bina Masyarakat ). Materi dapat diberikan/dilakukan oleh Dewan Ambalan dan bila tidak memungkinkan dapat diberikan oleh Pembina atau Pembantu Pembina.

d. MASA PEMANTAPAN dilaksanakan dengan pola pendidikan sosial kemasyarakatan berupa pelaksanaan kegiatan bakti sosial seperti ( Donor Darah, Pramuka Peduli Narkoba, Pramuka Peduli Sampah, Pramuka Peduli Banjir, dll).




STRUKTURISASI POLA PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK
AMBALAN HASYIM ASY’ARI
GUGUS DEPAN BOJONEGORO 16007 / 16008



1. Dewan Ambalan

Dewan Ambalan (DA) Penegak merupakan salah satu wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak dalam mengelola aktifitas Pramuka Penegak di Gugus Depan. Mengacu pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, maka Pengurus DA Putra harus terpisah dengan Pengurus DA Putri. Dengan berpegang pada motto Penegak " Dari Penegak, Oleh Penegak, Untuk Penegak ", maka Pramuka Penegak mempunyai kebebasan dalam mengekspresikan dan mengembangkan kreatifitasnya dalam mengelola kegiatan dibawah pengawasan orang dewasa ( Pembina ). Dalam hal ini Peranan Dewan Ambalan mendapat porsi yang lebih besar (75%) dalam segi pembinaan kepada anggotanya. Peranan pembina lebih banyak sebagai pendamping dan konsultan yang bersikap tut wuri handayani ( Sistem Among ).

Teknis kePramukaan diserahkan/ dipercayakan kepada Dewan Ambalan, sedangkan yang bersifat kejiwaan dalam usaha pembentukan watak dan pribadi, tetap ditangani Pembina. Bimbingan pembina lebih banyak ditujukan kepada Dewan Ambalan bukan kepada anggotanya.

2. Pembantu Pembina

Merupakan anggota dewasa atau minimal Pramuka Pandega yang telah menempuh Kursus Mahir Dasar yang dapat secara langsung memberikan bimbingan atau pembinaan kepada peserta didik. Dalam hal ini Pembantu Pembina menempatkan diri sebagai Pendamping.

3. Pembina Penegak

Merupakan seorang anggota dewasa yang telah memenuhi persyaratan sebagai Pembina Golongan Penegak (Mahir Penegak) yang memberikan bimbingan kepada Pramuka Penegak yang bersifat mental spiritual, pengembangan jiwa kepemimpinan dan karakter serta psikologi peserta didik.

4. Pembina Gudep

Pembina Gugus Depan ( Gudep ) merupakan penanggung jawab atas kelangsungan hidup gudep dimana seluruh aktifitas dan kegiatan Gudep harus sepengetahuan Pembina Gudep. Pembina Gudep harus dapat menempatkan posisinya dan memperlakukan Peserta Didik sebagai "Mitra Kerja" (subjek pendidikan). Dalam hal ini Peranan Pembina Gudep hanya 25% dalam memberikan Pembinaan kepada Peserta Didik.

5. Mabigus

Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) merupakan salah satu unsur penting dalam pembinaan Gugus Depan, dimana peranan Mabigus lebih mengarah pada pemberian bantuan yang bersifat moril maupun materil. Dan kepengurusan Mabigus di Gugus Depan yang berpangkalan di Madrasah Aliyah Miftahul Huda biasanya dipimpin oleh Kepala Sekolah.

6. Purna Ambalan Hasyim Asy’ari

Merupakan suatu perkumpulan diluar struktur yang secara formal tidak aktif sebagai anggota Pramuka namun secara informal sangat berperan penting dalam memberikan bimbingan dan bantuan dalam pengembangan Gugus Bojonegoro 16007 – 16008 yang berpangkalan di Depan Madrasah Aliyah Miftahul Huda sebagai suatu wujud sumbangsih dan darma baktinya kepada Sekolah (almamater) maupun kepada Gerakan Pramuka (Gudep).




ADAT ISTIADAT
AMBALAN AHSYIM ASY’ARI
GUGUS DEPAN BOJONEGORO 16007 - 16008



1. Upacara Pembukaan Latihan

• Kerapihan Pembukaan Latihan

• Sangga Kerja menyiapkan kelengkapan Upacara

• Pradana mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf

• Laporan Pemimpin Sangga kepada Pradana

• Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga

• Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan

• Pradana menjemput Pembina dan mengantarinya ke sebelah kanan para Pemimpin Sangga

• Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan Adat Ambalan yang berlaku

• Petugas Bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya

• Pembacaan Dasa Dharma atau Sandi Ambalan oleh Petugas

• Pembina membaca teks Pancasila diikuti oleh anggota Ambalan

• Pengumuman dari Pradana/Pembina

• Pradana memimpin do'a sesuai dengan agama masing-masing

• Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan



2. Upacara Penutupan Latihan

• Pradana mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf

• Pemimpin Sangga menempati tempat di sebelah kanan barisan dan Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga

• Pradana menjemput Pembina dan mengantarinya ke sebelah kanan para Pemimpin Sangga

• Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan Adat Ambalan yang berlaku

• Petugas Bendera menurunkan Sang Merah Putih dengan Pradana memimpin penghormatannya

• Pembacaan Renungan atau Sandi Ambalan oleh Petugas

• Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dll

• Pradana memimpin do'a sesuai dengan agama masing-masing

• Laporan Pradana kepada Pembina Penegak

• Barisan dibubarkan oleh Pradana



3. Upacara Penerimaan Tamu Penegak

• Tamu Ambalan mengambil tempat di sebelah kiri Pradana atau Pembina

• Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan

• Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti kegiatan Ambalan

• Barisan di bubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan



4. Upacara Penerimaan Calon Penegak kepada Ambalan (dilaksanakan sesudah upacara latihan)

• Pradana mengumpulkan anggota Ambalan

• Tamu Ambalan berada di tempat yang disediakan

• Pembacaan Surat Keputusan Pembina Gudep

• Tamu Ambalan didampingi oleh Pradana dan Pemangku Adat untuk dihadapkan kepada Pembina Gugus Depan

• Laporan Pemangku Adat dan Pradana, dan mundur satu langkah dari Calon Penegak

• Bendera Merah Putih memasuki tempat pelantikan dan anggota yang lain memberi hormat

• Pengantar kata dari Pembina Gugus Depan

• Tanya Jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak

• Tamu Ambalan yang akan dilantik menjadi calon Penegak dipersilakan berdo`a sesuai dengan agamanya masing-masing

• Calon Penegak paling kanan memegang ujung bendera Merah Putih dan meletakkan didadanya, calon penegak yang lain memegang pundak calon penegak disebelah kanannya.

• Pengucapan Ulang Janji (Tri Satya) oleh Pembina Gudep diikuti oleh Tamu Ambalan, dan peserta upacara memberi hormat

• Bendera Merah Putih meninggalkan tempat pelantikan

• Penyematan Tatop kepada Tamu Ambalan yang telah dilantik oleh Pembina/ Kamabigus

• Laporan Pemangku Adat dan Pradana, dan membawa Calon Penegak kebarisan anggota Ambalan

• Pembacaan Do`a oleh Pembina Gudep/Petugas

• Ucapan selamat dari anggota Ambalan, Pembina dan orang tua peserta didik dilanjutkan dengan acara Adat Ambalan



5. Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara (Upacara ini tidak boleh dihadiri oleh Calon Penegak)

• Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh Pendamping Kanan dan Pendamping Kiri ke hadapan Pembina

• Laporan Pendamping Kanan dan Pendamping Kiri kepada Pembina Gudep

• Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri, mengenai watak dan kecakapan calon

• Pendamping kanan dan pendamping kiri mundur satu langkah dari Calon Penegak yang akan dilantik

• Sang Merah Putih di bawa oleh Petugas ke sebelah kanan Calon Penegak yang akan dilantik, anggota Ambalan menghormat dipimpin oleh Pradana

• Tanya Jawab tentang SKU antara pembina dengan Calon Penegak

• Penyucian Diri Calon Penegak yang akan dilantik dengan membasuh tangan dan wajah dengan air kembang sebagai suatu simbol membersihkan diri dari segala pikiran kotor dan perbuatan yang tidak baik, dilanjutkan dengan mengusap tangan dan wajah dengan handuk putih bersih dan membuang handuk tersebut kebelakang sejauh-jauhnya sebagai suatu simbol menjauhkan segala kotoran pisik maupun jiwa. (Adat Ambalan)

• Pembina memimpin doa sesuai dengan agama masing-masing

• Pengucapan Ulang Janji Tri Satya yang dituntun oleh Pembina Gudep, dengan jalan memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan pada dada kiri, tepat pada jantungnya; peserta upacara memberikan penghormatan.

• Bendera Merah Putih meninggalkan tempat pelantikan, anggota Ambalan memberi hormat

• Penyematan Tanda Kecakapan Umum (TKU) Penegak Bantara oleh Anggota sendiri.

• Pembacaan Sandi Ambalan Balaputera Dewa - Pramodhawardani, bagi putra sikap berdiri tegak dengan tangan kanan dikepal dan diletakkan didada sebeleh kiri sedangkan untuk putri sikap berdiri tegak dengan kedua telapak tangan menyatu erat dan diletakkan didada

• Laporan Pendamping Kanan dan Pendamping Kiri, dan membawa Calon Penegak kebarisan anggota Ambalan

• Pembacaan Do`a oleh Pembina/Petugas

• Ucapan selamat dari anggota Ambalan, Pembina dilanjutkan dengan acara Adat Ambalan



6. Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara ke Penegak Laksana

• Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh Pendampingnya ke hadapan Pembina

• Pembina minta penjelasan kepada pendamping, mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang bersangkutan

• Para Pendamping kembali ke tempat

• Tanya Jawab tentang SKU antara pembina dengan Penegak Bantara yang akan naik tingkat

• Sang Merah Putih di bawa oleh Petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota Ambalan menghormat dipimpin oleh Pradana

• Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan

• Pembina melepas tanda Penegak Bantara diserta pesan seperlunya

• Penegak yang bersangkutan mengulang janji Tri Satya yang dituntun Pembina, dengan memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan pada dada kiri, tepat pada jantungnya; peserta upacara memberikan penghormatan.

• Tanda Penegak Laksana di pasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan

• Pembacaan Sandi Ambalan Balaputera Dewa - Pramodhawardani, bagi putra sikap berdiri tegak dengan tangan kanan dikepal dan diletakkan didada sebeleh kiri sedangkan untuk putri sikap berdiri tegak dengan kedua telapak tangan menyatu erat dan diletakkan didada

• Pembina memimpin doa sesuai dengan agama masing-masing

• Ucapan selamat dari anggota Ambalan

• Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradana untuk meneruskan acara



7. Upacara Pindah Golongan dari Penegak ke Pandega

• Pradana/Pembina Penegak mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan bersaf

• Penegak yang akan pindah golongan dipanggil kehadapan Pembina Penegak

• Penjelasan Pembina atas kepindahan golongan

• Penegak yang akan pindah minta diri kepada Anggota Ambalan

• Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada Pembina Gudep

• Pembina Gudep menerimanya sesuai dengan adat yang berlaku



8. Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke Masyarakat

• Penjelasan Pembina

• Penegak yang bersangkutan minta diri

• Sambutan wakil anggota Ambalan

• Kata Pelepasan dari Pembina Penegak dan Penyerahan surat Keterangan

• Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan Ambalan

• Berdo'a dipimpin oleh Pembina Penegak

• Ramah Tamah diakhiri dengan membuat rangkaian persaudaraan



9. Upacara Pelantikan Dewan Ambalan

• Pengurus Dewan Ambalan yang akan dilantik menempatkan diri ke hadapan Pembina

• Pembacaan Surat Keputusan Pembina Gudep

• Sang Merah Putih di bawa oleh Petugas ke sebelah kanan Dewan Ambalan yang akan dilantik, anggota Ambalan menghormat

• Tanya Jawab Pembina Gudep dengan Dewan Ambalan

• Pembina memimpin doa sesuai dengan agama masing-masing

• Pengucapan Ulang Janji Tri Satya yang dituntun oleh Pembina Gudep, dengan jalan memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan pada dada kiri, tepat pada jantungnya; peserta upacara memberikan penghormatan.

• Bendera Merah Putih meninggalkan tempat pelantikan, anggota Ambalan memberi hormat

• Penyematan Tanda Jabatan Dewan Ambalan oleh Pembina

• Serah Terima Jabatan Dewan Ambalan lama kepada Dewan Ambalan Baru dengan penandatanganan Piagam Serah Terima Jabatan serta penyerahan Panji Ambalan

• Pembacaan Sandi Ambalan Balaputera Dewa - Pramodhawardani, bagi anggota Ambalan putra sikap berdiri tegak dengan tangan kanan dikepal dan diletakkan didada sebeleh kiri sedangkan untuk putri sikap berdiri tegak dengan kedua telapak tangan menyatu erat dan diletakkan didada. Bagi Dewan Ambalan yang dilantik (khusus Pradana Putra) memegang Panah dan Busur/Kapak sebagai simbol senjata untuk berjuang dan (khusus Pradana Putri) memegang Sekuntum Bunga Mawar sebagai simbol cinta kasih yang abadi.

• Pembacaan Do`a oleh Petugas

• Ucapan selamat dari anggota Ambalan, Pembina dan orang tua peserta didik





Disusun oleh : Sugiyono, Pembina Penegak Gugus Bojonegoro 16007 – 16008 Pangkalan Madrasah Aliyah Miftahul Huda Purworejo

Baca Selengkapnya......
0

Lambang Gerakan Pramuka

Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka.

Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.

Bentuk dan Arti Kiasan

Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang gerakan pramuka :

1.Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

2.Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.

3.Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.

4.Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

5.Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

6.Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara Republik Indonesia serta kepada umat manusia.



Penggunaan Lambang

Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan nama kwartir dan satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka. Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan meningkatkan kegiatan gerakan pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada lambang gerakan pramuka tersebut.

Baca Selengkapnya......
0
Rabu, 14 April 2010

SANDI AMBALAN HASYIM ASY’ARI


KEHORMATAN ITU SUCI
JANGAN KURANGI AMALMU DALAM KESUCIAN
KEJUJURAN, KEIHLASAN, DAN KESUKARELAAN
ADALAH KUNCI KEBENARAN YANG HAKIKI

KATAKAN BAHWA YANG SALAH ITU SALAH
DAN YANG BENAR ITU BENAR

MANUSIA ADALAH MANUSIA.
KITA MENGUKUR DALAM HATI DAN PERBUATAN PANCARAN KEMULIAN,
KEJAYAAN DAN KEBANGGAAN DALAM KERENDAHAN
KERENDAHAN JIWA YANG BERGUNA

PATRIOT PANTANG MEMAKSA KEHENDAK HATI
SOPAN ADALAH HIASAN JIWA
KETENANGAN MEMBUKTIKAN KEMENANGAN
KEMENANGAN ATAS GEJOLAK JIWA YANG BERGELORA

PATUH AKAN PUTUSAN MUSYAWARAH
BERMUFAKAT ATAS BERBAGAI PENDAPAT
TUGAS TERLAKSANA TANPA DEBAT, KARENA BERPEGANG PADA FILSAFAT
BERSAMA SAHABAT SESAMA UMAT
TEMAN PRAMUKA SEBAGAI SAUDARA DEKAT

TAK SOMBONG MEYANDANG KEBERHASILAN
TAK PUTUS ASA DIKALA MENERIMA KEGAGALAN
MENOLONG TANPA PAMRIH, BERJASA TANPA NAMA TIADA BEDA
TENANG DALAM SUKA, SENYUM DALAM DUKA
HALUS DALAM KATA, TERAMPIL DALAM KARYA
IKHLAS DALAM JASA, WATAK SATRIA SEBAGAI CERMINAN JIWANYA

SATYA BAKTI DARMA BAKTI
INILAH KEHENDAK AMBALAN KITA

Baca Selengkapnya......
0

PRAMUKA "MH"

ALBUM "MH"

ALBUM "MH"